Seorang Sufi dan Ahli Maksiat
Pertama, jika kamu masih akan berbuat dosa dan maksiat, maka usahakanlah agar Allah jangan sampai melihat perbuatanmu itu." Orang itu terperangah, "Bagaimana mungkin, Tuan guru, bukankah Allah selalu melihat apa saja yang diperbuat oleh siapapun? Allah pasti tahu walaupun perbuatan itu dilakukan dalam kesendirian, di kamar yang gelap, bahkan di lubang semut pun." Wahai anak muda, kalau yang melihat perbuatan dosa dan maksiatmu itu adalah tetanggamu, kawan dekatmu, atau orang yang kamu hormati, apakah kamu akan meneruskan perbuatanmu? Lalu mengapa terhadap Allah kamu tidak malu, sementara Dia melihat apa yang kamu perbuat?" Orang itu lalu tertunduk dan berkata,"katakanlah yang kedua, Tuan guru!"
Kedua, jika kamu masih akan berbuat dosa dan maksiat, maka jangan pernah lagi kamu makan rezeki Allah." Pendosa itu kembali terperangah, "Bagaimana mungkin, Tuan guru, bukankah semua rezeki yang ada di sekeliling manusia adalah dari Allah semata? Bahkan, air liur yang ada di mulut dan tenggorokanku adalah dari Allah jua." Ibrahim bin Adham menjawab, "Wahai anak muda, masih pantaskah kita makan rezeki Allah sementara setiap saat kita melanggar perintahNya dan melakukan laranganNya? Kalau kamu numpang makan kepada seseorang, sementara setiap saat kamu selalu mengecewakannya dan dia melihat perbuatanmu, masihkah kamu punya muka untuk terus makan darinya?" "Sekali-kali tidak! Katakanlah yang ketiga, Tuan guru."
Ketiga, kalau kamu masih akan berbuat dosa dan maksiat, janganlah kamu tinggal lagi di bumi Allah." Orang itu tersentak, "Bukankah semua tempat ini adalah milik Allah, Tuan guru? Bahkan, segenap planet, bintang dan langit adalah milikNya juga?" Ibrahim bin Adham menjawab,"Kalau kamu bertamu ke rumah seseorang, numpang makan dari semua miliknya, akankah kamu cukup tebal muka untuk melecehkan aturan-aturan tuan rumah itu sementara dia selalu tahu dan melihat apa yang kamu lakukan?" Orang itu kembali terdiam, air mata menetes perlahan dari kelopak matanya lalu berkata, "Katakanlah yang keempat, Tuan guru."
Keempat, jika kamu masih akan berbuat dosa dan maksiat, dan suatu saat malaikat maut datang untuk mencabut nyawamu sebelum kamu bertobat, tolaklah ia dan janganlah mau nyawamu dicabut." Bagaimana mungkin, Tuan guru? Bukankah tak seorang pun mampu menolak datangnya malaikat maut?" Ibrahim bin adham menjawab, "Kalau kamu tahu begitu, mengapa masih jua berbuat dosa dan maksiat? Tidakkah terpikir olehmu, jika suatu saat malaikat maut itu datang justru ketika kamu sedang mencuri, menipu, berzina dan melakukan dosa lainnya?" Air mata menetes semakin deras dari kelopak mata orang tersebut, kemudian ia berkata, "Wahai tuan guru, katakanlah hal yang kelima."
Kelima, jika kamu masih akan berbuat dosa, dan tiba-tiba malaikat maut mencabut nyawamu justru ketika sedang melakukan dosa, maka janganlah mau kalau nanti malaikat Malik akan memasukkanmu ke dalam neraka. Mintalah kepadanya kesempatan hidup sekali lagi agar kamu bisa bertobat dan menambal dosa-dosamu itu." Pemuda itupun berkata, "Bagaimana mungkin seseorang bisa minta kesempatan hidup lagi, Tuan guru? Bukankah hidup hanya sekali? Ibrahim bin Adham pun lalu berkata, "Oleh karena hidup hanya sekali anak muda, dan kita tak pernah tahu kapan maut akan menjemput kita, sementara semua yang telah diperbuat pasti akan kita pertanggung jawabkan di akhirat kelak, apakah kita masih akan menyia-nyiakan hidup ini hanya untuk menumpuk dosa dan maksiat?" pemuda itupun langsung pucat, dan dengan surau parau menahan ledakan tangis ia mengiba, "Cukup, Tuan guru, aku tak sanggup lagi mendengarnya." Lalu ia pun beranjak pergi meninggalkan Ibrahim bin Adham. Dan sejak saat itu, orang-orang mengenalnya sebagai seorang ahli ibadah yang jauh dari perbuatan-perbuatan tercela.
Semoga kisah ini menjadi renungan bagi kita bersama dalam menapaki setiap langkah kita selagi hidup di dunia.
*******************************************************************************
Surga (Al-Jannah) adalah suatu tempat di alam akhirat yang penuh dengan segala macam kenikmatan dan kesenangan.
Allah Swt. menjadikan tempat ini bagi hamba-Nya yang takwa. Antara lain diterangkan dalam surat Al-Baqarah ayat 82 sbb :
"Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, menjadi penghuni surga. Kekallah mereka didalamnya."
Gambaran tentang Surga di dalam Al-Qur'an antara lain sebagai berikut : surga seluas langit dan Bumi (Al-Hadid:21), di dalamnya terdapat pohon-pohon dan buah-buahan (Ar-Rahman:54,68, dan Al Waqi'ah :28,29,32-33), terdapat istana-istana dan mengalir sungai-sungai dibawahnya (Al-Furqan:10), tahta-tahta kebesaran dan ranjang-ranjang emas/permata (Ash Safaat:44 dan Al Waqi'ah : 15), serta ditemani bidadari-bidadari (Ar-Rahman : 72 dan Ad Dukhan : 54)
Nama Surga, tingkatan, dan calon-calon penghuninya sbb :
1. Surga Firdaus
Dijadikan dari emas yang merah. Dalam Al-Mukminun :1-11, dijelaskan bahwa surga ini untuk orang-orang yang khusyuk sholatnya, menjauhkan diri dari perbuatan sia-sia, aktif menunaikan zakat, menjaga kemaluannya, memelihara amanah, menepati janji, dan memelihara sholatnya.
2. Surga 'Adn
Diciptakan dari intan putih. Penghuninya yaitu orang yang bertakwa kepada Allah (An Nahl :30-31), benar-benar beriman dan beramal saleh (Thaha:75-76), banyak berbuat baik (Fathir:32-33), sabar, menginfakkan hartanya, dan membalas kejahatan dengan kebaikan (Ar Ra'ad :22-23).
3. Surga Naim
Dijadikan dari perak putih. Diperuntukkan bagi orang yang benar-benar bertakwa kepada Allah dan beramal saleh (Al Qalam : 34, Luqman : 8, Yunus : 9, dan Al-Haj : 56).
4. Surga Ma'wa
Diciptakan dari jamrud hijau. Adalah tempat orang-orang yang bertakwa kepada Allah (An Najm:15), beramal saleh (As Sajdah : 19) serta takut kepada kebesaran Allah dan menahan hawa nafsunya (An Naziat : 40-41).
5. Surga Darussalam
Diciptakan dari Yakut merah. Penghuninya yaitu orang-orang yang kuat iman dan Islamnya, memperhatikan ayat-ayat Allah, serta beramal Saleh (Al An'am : 27).
6. Surga Darul Muqamah
Diciptakan dari permata putih. Dihuni oleh orang-orang yang kuat iman Islamnya, banyak berbuat kebajikan, dan jarang berbuat kesalahan.
7. Surga Al-Maqamul Amin
Diciptakan dari permata putih. Kediaman orang-orang yang bertakwa (Ad dukhan : 51).
8. Surga Khuldi
Diciptakan dari marjan merah dan kuning. Dihuni oleh orang-orang yang taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangannya (Al Furqaan :15).
Jarak antara tingkatan surga yang satu dengan yang lainnya diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abi Said Al-Khudri : "Surga itu terdiri dari seratus tingkat. Antara tingkat yang satu dengan yang lainnya berjarak seperti antara Bumi dan langit. Dan tingkatan tertinggi adalah surga Firdaus.".
Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a., surga memiliki 8 pitu dari emas yang ditaburi mutiara. Pintu-pintu tersebut adalah :
1. Pintu untuk para Nabi, Rasul, syuhada, dan dermawan.
2. Pintu bagi orang-orang yang mendirikan sholat dengan menyempurnakan syarar rukunnya dan wudhunya.
3. Pintu buat orang-orang yang mengeluarkan zakat dengan kebersihan jiwa.
4. Pintu untuk orang-orang yang memerintah kebaikan dan melarang kemungkaran.
5. Pintu orang-orang yang mencegah hawa nafsu dan kesyahwatan.
6. Pintu buat orang-orang yang menunaikan ibadah Haji dan umrah.
7. Pintu bagi para ahli Jihad (berjuang menegakkan agama Allah)
8. Pintu bagi orang-orang yang bertakwa, berbakti kepada orangtua, dan menyambung tali persaudaraan.
Allah Swt. menjadikan tempat ini bagi hamba-Nya yang takwa. Antara lain diterangkan dalam surat Al-Baqarah ayat 82 sbb :
"Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, menjadi penghuni surga. Kekallah mereka didalamnya."
Gambaran tentang Surga di dalam Al-Qur'an antara lain sebagai berikut : surga seluas langit dan Bumi (Al-Hadid:21), di dalamnya terdapat pohon-pohon dan buah-buahan (Ar-Rahman:54,68, dan Al Waqi'ah :28,29,32-33), terdapat istana-istana dan mengalir sungai-sungai dibawahnya (Al-Furqan:10), tahta-tahta kebesaran dan ranjang-ranjang emas/permata (Ash Safaat:44 dan Al Waqi'ah : 15), serta ditemani bidadari-bidadari (Ar-Rahman : 72 dan Ad Dukhan : 54)
Nama Surga, tingkatan, dan calon-calon penghuninya sbb :
1. Surga Firdaus
Dijadikan dari emas yang merah. Dalam Al-Mukminun :1-11, dijelaskan bahwa surga ini untuk orang-orang yang khusyuk sholatnya, menjauhkan diri dari perbuatan sia-sia, aktif menunaikan zakat, menjaga kemaluannya, memelihara amanah, menepati janji, dan memelihara sholatnya.
2. Surga 'Adn
Diciptakan dari intan putih. Penghuninya yaitu orang yang bertakwa kepada Allah (An Nahl :30-31), benar-benar beriman dan beramal saleh (Thaha:75-76), banyak berbuat baik (Fathir:32-33), sabar, menginfakkan hartanya, dan membalas kejahatan dengan kebaikan (Ar Ra'ad :22-23).
3. Surga Naim
Dijadikan dari perak putih. Diperuntukkan bagi orang yang benar-benar bertakwa kepada Allah dan beramal saleh (Al Qalam : 34, Luqman : 8, Yunus : 9, dan Al-Haj : 56).
4. Surga Ma'wa
Diciptakan dari jamrud hijau. Adalah tempat orang-orang yang bertakwa kepada Allah (An Najm:15), beramal saleh (As Sajdah : 19) serta takut kepada kebesaran Allah dan menahan hawa nafsunya (An Naziat : 40-41).
5. Surga Darussalam
Diciptakan dari Yakut merah. Penghuninya yaitu orang-orang yang kuat iman dan Islamnya, memperhatikan ayat-ayat Allah, serta beramal Saleh (Al An'am : 27).
6. Surga Darul Muqamah
Diciptakan dari permata putih. Dihuni oleh orang-orang yang kuat iman Islamnya, banyak berbuat kebajikan, dan jarang berbuat kesalahan.
7. Surga Al-Maqamul Amin
Diciptakan dari permata putih. Kediaman orang-orang yang bertakwa (Ad dukhan : 51).
8. Surga Khuldi
Diciptakan dari marjan merah dan kuning. Dihuni oleh orang-orang yang taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangannya (Al Furqaan :15).
Jarak antara tingkatan surga yang satu dengan yang lainnya diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abi Said Al-Khudri : "Surga itu terdiri dari seratus tingkat. Antara tingkat yang satu dengan yang lainnya berjarak seperti antara Bumi dan langit. Dan tingkatan tertinggi adalah surga Firdaus.".
Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a., surga memiliki 8 pitu dari emas yang ditaburi mutiara. Pintu-pintu tersebut adalah :
1. Pintu untuk para Nabi, Rasul, syuhada, dan dermawan.
2. Pintu bagi orang-orang yang mendirikan sholat dengan menyempurnakan syarar rukunnya dan wudhunya.
3. Pintu buat orang-orang yang mengeluarkan zakat dengan kebersihan jiwa.
4. Pintu untuk orang-orang yang memerintah kebaikan dan melarang kemungkaran.
5. Pintu orang-orang yang mencegah hawa nafsu dan kesyahwatan.
6. Pintu buat orang-orang yang menunaikan ibadah Haji dan umrah.
7. Pintu bagi para ahli Jihad (berjuang menegakkan agama Allah)
8. Pintu bagi orang-orang yang bertakwa, berbakti kepada orangtua, dan menyambung tali persaudaraan.
************************************************************************
NERAKA berasal perkataan Ibrani bermaksud unggun api menjadi tempat seksaan Allah yang dikhususkan untuk golongan ingkar kepada perintah-Nya ketika di dunia.
Di neraka, orang kafir termasuk golongan yang ingkar perintah Allah diseksa sebagai pembalasan seperti dijanjikan Allah SWT dalam firman bermaksud:
“Wahai orang beriman jagalah dirimu, keluargamu daripada api neraka. Bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Sedangkan penjaganya adalah malaikat yang gagah lagi bengis. Mereka tidak menderhaka Allah, mereka melakukan apa saja yang diperintahkan kepadanya.” (Surah At-Tahrim: 6)
Api neraka berjuta kali panasnya berbanding api di dunia. Jika api itu jatuh ke bumi, walaupun sebesar hama, hancur lebur dunia ini. Itulah kepanasan api neraka yang tiada tolok bandingnya.
Tujuh nama neraka menanti golongan yang mendustai dan mengingkari perintah Allah SWT. Pembahagian tingkatan neraka menurut Syeikh Dahak Al-Ahbar yang kemudian dipersetujui ahli tafsir dan Usuluddin, antaranya Syeikh Qurthubi dan Imam Al-Ghazali ialah:
* Neraka Jahanam. Tingkat teratas. Neraka ini bermula dari tingkat paling atas sehingga ke terakhir (bawah). Ia seburuk-buruknya dan penghuni kekal di dalamnya.
Firman Allah SWT bermaksud: “Katakan kepada orang kafir; nanti kamu akan dikalahkan oleh orang Islam dan dihimpunkan kamu dalam Neraka Jahanam. Di sanalah tempat seburuk-buruknya.” (Surah Al-Imran:12)
Begitu juga dalam surah An Nisa, ayat 169, Allah SWT berfirman: “Orang kafir dan orang aniaya, mereka tidak diampunkan Allah dan tidak pula ditunjukkan jalan melainkan ke Neraka Jahanam. Mereka kekal dalam neraka itu selamanya. Yang demikian itu mudah sekali bagi Allah”.
* Luza adalah tingkat kedua yang dihuni pendusta agama Allah dan berpaling daripada ajarannya.
Firman Allah bermaksud: “Sebab itu Kami beri khabar menakut kamu dengan Neraka Luza (neraka yang menyala-nyala). Tiada yang masuk ke dalamnya melainkan orang celaka, iaitu orang mendustakan agama dan berpaling daripadanya.” (surah Al-Lail: 14-16)
* Hathamah ialah neraka tingkat ketiga tempat mereka yang lalai dalam mengerjakan perintah Allah kerana dipengaruhi harta dunia.
* Sair ialah tingkat ke empat neraka dihuni mereka yang makan harta anak yatim. Mata dan telinga mereka menjadi buta dan pekak manakala kulitnya tebal seperti Jabal Uhud.
* Saqru ialah neraka tingkat kelima, antara penghuninya ialah orang tidak bersolat, percaya kepada perkara bidaah, tidak memberi makan orang miskin dan tidak percaya kepada Hari Pembalasan.
* Jahim neraka tingkat keenam. Penghuninya melakukan dosa besar seperti berzina, membunuh, mendustai agama Allah dan minum arak.
* Hawiyah ialah neraka paling bawah menempatkan orang memusuhi Nabi. Walaupun neraka ini paling bawah, apinya sangat panas. Firman Allah SWT bermaksud: “Siapa yang ringan timbangan, dia dilemparkan ke Neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah Neraka Hawiyah? Ia adalah api yang sangat panas.” (surah Al-Qariah: 8-11)
Di neraka, orang kafir termasuk golongan yang ingkar perintah Allah diseksa sebagai pembalasan seperti dijanjikan Allah SWT dalam firman bermaksud:
“Wahai orang beriman jagalah dirimu, keluargamu daripada api neraka. Bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Sedangkan penjaganya adalah malaikat yang gagah lagi bengis. Mereka tidak menderhaka Allah, mereka melakukan apa saja yang diperintahkan kepadanya.” (Surah At-Tahrim: 6)
Api neraka berjuta kali panasnya berbanding api di dunia. Jika api itu jatuh ke bumi, walaupun sebesar hama, hancur lebur dunia ini. Itulah kepanasan api neraka yang tiada tolok bandingnya.
Tujuh nama neraka menanti golongan yang mendustai dan mengingkari perintah Allah SWT. Pembahagian tingkatan neraka menurut Syeikh Dahak Al-Ahbar yang kemudian dipersetujui ahli tafsir dan Usuluddin, antaranya Syeikh Qurthubi dan Imam Al-Ghazali ialah:
* Neraka Jahanam. Tingkat teratas. Neraka ini bermula dari tingkat paling atas sehingga ke terakhir (bawah). Ia seburuk-buruknya dan penghuni kekal di dalamnya.
Firman Allah SWT bermaksud: “Katakan kepada orang kafir; nanti kamu akan dikalahkan oleh orang Islam dan dihimpunkan kamu dalam Neraka Jahanam. Di sanalah tempat seburuk-buruknya.” (Surah Al-Imran:12)
Begitu juga dalam surah An Nisa, ayat 169, Allah SWT berfirman: “Orang kafir dan orang aniaya, mereka tidak diampunkan Allah dan tidak pula ditunjukkan jalan melainkan ke Neraka Jahanam. Mereka kekal dalam neraka itu selamanya. Yang demikian itu mudah sekali bagi Allah”.
* Luza adalah tingkat kedua yang dihuni pendusta agama Allah dan berpaling daripada ajarannya.
Firman Allah bermaksud: “Sebab itu Kami beri khabar menakut kamu dengan Neraka Luza (neraka yang menyala-nyala). Tiada yang masuk ke dalamnya melainkan orang celaka, iaitu orang mendustakan agama dan berpaling daripadanya.” (surah Al-Lail: 14-16)
* Hathamah ialah neraka tingkat ketiga tempat mereka yang lalai dalam mengerjakan perintah Allah kerana dipengaruhi harta dunia.
* Sair ialah tingkat ke empat neraka dihuni mereka yang makan harta anak yatim. Mata dan telinga mereka menjadi buta dan pekak manakala kulitnya tebal seperti Jabal Uhud.
* Saqru ialah neraka tingkat kelima, antara penghuninya ialah orang tidak bersolat, percaya kepada perkara bidaah, tidak memberi makan orang miskin dan tidak percaya kepada Hari Pembalasan.
* Jahim neraka tingkat keenam. Penghuninya melakukan dosa besar seperti berzina, membunuh, mendustai agama Allah dan minum arak.
* Hawiyah ialah neraka paling bawah menempatkan orang memusuhi Nabi. Walaupun neraka ini paling bawah, apinya sangat panas. Firman Allah SWT bermaksud: “Siapa yang ringan timbangan, dia dilemparkan ke Neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah Neraka Hawiyah? Ia adalah api yang sangat panas.” (surah Al-Qariah: 8-11)
**************************************************************************
KISAH SEORANG PEMUDA DAN BUAH EPAL
Diriwayatkan dalam kisah orang-orang soleh dalam Daerah Jilan di Iraq terdapat seorang pemuda yang soleh. Suatu hari dia berehat di bawah sepohon pokok di tepi sebatang sungai. Dia terasa amat lapar. Tiba-tiba pemuda tersebut ternampak sebiji epal yang sedang terapung dibawa arus sungai. Kerana kelaparan, dia mengambil epal tersebut lalu memakannya. Dia berasa amat kesal dan takut kepada Allah s.w.t. kerana memakan buah epal yang tidak diketahui pemiliknya itu tanpa izin.
Tiba-tiba terdetik di hatinya, “Mungkin tuan buah epal ini berada di hulu sungai, lebih baik aku mencarinya untuk memohon maaf padanya.”
Demi mencari tuan punya buah epal itu, dia sanggup menelusuri sungai dengan harapan akan menemui kebun epal. Memang benar telahannya. Terdapat sebuah kebun epal di hulu sungai dan beberapa pohon yang buahnya berjuntai ke arah sungai. Si pemuda bertemu dengan tuan kebun untuk meminta maaf dan minta dihalalkan buah yang telah dimakannya tanpa izin tersebut. Tuan kebun sungguh kagum dengan kewarakan si pemuda lantas mengujinya dengan meminta pemuda tersebut bekerja di kebun epal tersebut selama 10 tahun tanpa upah sebagai syarat memaafkan dan menghalalkan buah epal yang telah dimakannya. Walaupun berat untuk menunaikannya namun kerana kewarakannya dia tetap menerima syarat tersebut.
Setelah tamat tempoh 10 tahun, pemuda tersebut meminta izin untuk pulang. Namun tuan punya kebun sekali lagi mengenakan syarat tambahan iaitu pemuda tersebut dikehendaki berkahwin dengan anak perempuannya yang dikhabarkan adalah buta, pekak, bisu dan cacat anggota badan. Walaupun syarat itu sangat berat namun dia tetap bersetuju asalkan kesalahannya memakan buah epal 10 tahun yang lalu dihalalkan.
Tibalah saat yang dinanti-nanti, usai majlis akad nikah pemuda tersebut pun melangkah masuk ke dalam kamar untuk bertemu isterinya yang dikatakan buta, pekak, bisu dan cacat itu. Sebelum memasuki kamar, dia memberi salam. Namun dia terkejut kerana salamnya dijawab. Ini menunjukkan bahawa perempuan di dalam bilik itu tidak bisu dan pekak. Malah apabila bersemuka, dia melihat wanita tersebut tidak cacat anggota badan malah sempurna sifat dan baik rupa parasnya. Si pemuda lari keluar kerana menyangka dia telah tersalah bilik.
Lantas bapa mentuanya memberi penjelasan bahawa buta yang dimaksudkan ialah kerana anaknya itu tidak pernah melihat perkara yang diharamkan Allah s.w.t. Pekak yang dimaksudkan itu pula kerana dia tidak pernah mendengar perkataan lagha, umpatan dan sebagainya. Dikatakan bisu pula kerana dia menjaga lidahnya daripada mengatakan perkara-perkara yang mebawa kepada kemurkaan Allah. Manakala anggota badan yang cacat itu pula tersirat maksud anggota badannya terpelihara daripada mengerjakan maksiat.
Hasil daripada perkahwinan pemuda yang wara’ dengan isterinya yang solehah itu maka lahirlah seorang anak yang akhirnya membesar menjadi seorang wali Allah yang masyhur dan tinggi ilmunya. Iaitulah Syeikh Abdul Qadir al-Jailani.
Wallahu A’lam.
Pengajaran:
Secara syaraknya pun, buah epal yang jatuh ke dalam sungai dan dihanyutkan air apa salahnya dimakan. Tetapi kerana pemuda itu amat wara’ maka dia berasa bersalah lalu mencari tuan epal tersebut bagi meminta maaf.
Seorang yang soleh pasti akan mendapat pasangan yang solehah. Oleh itu berusahalah terlebih dulu untuk menjadi soleh. Yang solehah pasti akan dapat secara automatik.
Kepada ibu bapa yang mempunyai anak perempuan, peliharalah maruah nya, agama nya.. Jangan jadi kebanyakan ibu bapa di zaman sekarang. Disebabkan terlalu sportingnya, maka banyaklah terjadi kes-kes zina, buang bayi, kes bonceng motor, coupling dan sebagainya.
Sentiasa mencari jalan untuk meningkatkan iman kita kepada ALLAH dan sentiasa memandang berat akan tiap2 kesalahan yang telah dilakukan dan berusaha untuk menebus kembali kesalahan itu semata2 untuk keredhaan ALLAH
WALLAHUA’LAM
Diriwayatkan dalam kisah orang-orang soleh dalam Daerah Jilan di Iraq terdapat seorang pemuda yang soleh. Suatu hari dia berehat di bawah sepohon pokok di tepi sebatang sungai. Dia terasa amat lapar. Tiba-tiba pemuda tersebut ternampak sebiji epal yang sedang terapung dibawa arus sungai. Kerana kelaparan, dia mengambil epal tersebut lalu memakannya. Dia berasa amat kesal dan takut kepada Allah s.w.t. kerana memakan buah epal yang tidak diketahui pemiliknya itu tanpa izin.
Tiba-tiba terdetik di hatinya, “Mungkin tuan buah epal ini berada di hulu sungai, lebih baik aku mencarinya untuk memohon maaf padanya.”
Demi mencari tuan punya buah epal itu, dia sanggup menelusuri sungai dengan harapan akan menemui kebun epal. Memang benar telahannya. Terdapat sebuah kebun epal di hulu sungai dan beberapa pohon yang buahnya berjuntai ke arah sungai. Si pemuda bertemu dengan tuan kebun untuk meminta maaf dan minta dihalalkan buah yang telah dimakannya tanpa izin tersebut. Tuan kebun sungguh kagum dengan kewarakan si pemuda lantas mengujinya dengan meminta pemuda tersebut bekerja di kebun epal tersebut selama 10 tahun tanpa upah sebagai syarat memaafkan dan menghalalkan buah epal yang telah dimakannya. Walaupun berat untuk menunaikannya namun kerana kewarakannya dia tetap menerima syarat tersebut.
Setelah tamat tempoh 10 tahun, pemuda tersebut meminta izin untuk pulang. Namun tuan punya kebun sekali lagi mengenakan syarat tambahan iaitu pemuda tersebut dikehendaki berkahwin dengan anak perempuannya yang dikhabarkan adalah buta, pekak, bisu dan cacat anggota badan. Walaupun syarat itu sangat berat namun dia tetap bersetuju asalkan kesalahannya memakan buah epal 10 tahun yang lalu dihalalkan.
Tibalah saat yang dinanti-nanti, usai majlis akad nikah pemuda tersebut pun melangkah masuk ke dalam kamar untuk bertemu isterinya yang dikatakan buta, pekak, bisu dan cacat itu. Sebelum memasuki kamar, dia memberi salam. Namun dia terkejut kerana salamnya dijawab. Ini menunjukkan bahawa perempuan di dalam bilik itu tidak bisu dan pekak. Malah apabila bersemuka, dia melihat wanita tersebut tidak cacat anggota badan malah sempurna sifat dan baik rupa parasnya. Si pemuda lari keluar kerana menyangka dia telah tersalah bilik.
Lantas bapa mentuanya memberi penjelasan bahawa buta yang dimaksudkan ialah kerana anaknya itu tidak pernah melihat perkara yang diharamkan Allah s.w.t. Pekak yang dimaksudkan itu pula kerana dia tidak pernah mendengar perkataan lagha, umpatan dan sebagainya. Dikatakan bisu pula kerana dia menjaga lidahnya daripada mengatakan perkara-perkara yang mebawa kepada kemurkaan Allah. Manakala anggota badan yang cacat itu pula tersirat maksud anggota badannya terpelihara daripada mengerjakan maksiat.
Hasil daripada perkahwinan pemuda yang wara’ dengan isterinya yang solehah itu maka lahirlah seorang anak yang akhirnya membesar menjadi seorang wali Allah yang masyhur dan tinggi ilmunya. Iaitulah Syeikh Abdul Qadir al-Jailani.
Wallahu A’lam.
Pengajaran:
Secara syaraknya pun, buah epal yang jatuh ke dalam sungai dan dihanyutkan air apa salahnya dimakan. Tetapi kerana pemuda itu amat wara’ maka dia berasa bersalah lalu mencari tuan epal tersebut bagi meminta maaf.
Seorang yang soleh pasti akan mendapat pasangan yang solehah. Oleh itu berusahalah terlebih dulu untuk menjadi soleh. Yang solehah pasti akan dapat secara automatik.
Kepada ibu bapa yang mempunyai anak perempuan, peliharalah maruah nya, agama nya.. Jangan jadi kebanyakan ibu bapa di zaman sekarang. Disebabkan terlalu sportingnya, maka banyaklah terjadi kes-kes zina, buang bayi, kes bonceng motor, coupling dan sebagainya.
Sentiasa mencari jalan untuk meningkatkan iman kita kepada ALLAH dan sentiasa memandang berat akan tiap2 kesalahan yang telah dilakukan dan berusaha untuk menebus kembali kesalahan itu semata2 untuk keredhaan ALLAH
WALLAHUA’LAM
No comments:
Post a Comment